SiarKota.Com || Indramayu―Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2023, lagu Indonesia Raya 3 Stanza dinyanyikan dalam rangkaian acara, sebelum tausiah Syaykh Panji Gumilang.
Dalam tausiahnya, Syaykh Al-Zaytun menyampaikan mengenai sejarah Hari Lahir Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Syaykh teringat 16 tahun lalu, saat memperingati Hari Lahir Pancasila di Pulau Madura. Ketika itu Syaykh bersama rombongan mengadakan Tur Madura.
Tur sepeda tersebut dilaksanakan mulai dari Mahad Al-Zaytun, Surabaya, lalu ke Madura. Di Surabaya rombongan Syaykh diterima Gubernur legendaris Jawa Timur, Raden Panji Muhammad Nur.
“Di mana pun Syaykh dan kawan-kawan serta setiap penghuni mahad ini, setiap 1 Juni, memperingati Hari Lahir Pancasila ini,” tegasnya.
Syaykh Al-Zaytun juga berpesan agar jiwa Pancasila ini ditanamkan dalam jiwa, pikiran, dan ilmu.
“Kalian harus pahami nilai-nilai bangsa Indonesia, tidak ada negara mana pun yang memiliki nilai-nilai seperti yang kita punya ini,” tegasnya.
Dalam berilmu, kata Syaykh Al-Zaytun, masukkan dasar negara ini. Baik yang sedang digali maupun dikeluarkan dalam bentuk ide dan gagasan.

“Dasar negara ini universal. Semua bangsa di dunia boleh mengambil nilai-nilai yang lima ini bagi negaranya,” katanya.
Karena itu, menjadi sangat mengherankan bila dalam sebuah negara yang sudah menyatakan Pancasila sebagai dasar negara, tetapi masih ada warga negara yang mengecilkan nilai itu. Bahkan ada yang mengambil di luar nilai itu, yang tidak universal.
“Majunya negara adalah dasarnya,” tegasnya.
Diceritakan bahwa komunisme di China membuat negara tersebut maju, karena mereka meyakini komunisme sebagai dasar negaranya.
Begitu juga di Amerika Serikat, yang meyakini dasar negaranya. Contoh lain adalah India yang perlahan tapi pasti maju, karena mengimplementasikan dasar negara pada kehidupan sehari-hari.
“Selama kita, bangsa Indonesia ini, belum seutuhnya memegang nilai-nilai dasar, baik dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun pertahanan negara, maka akan terseok-seok,” ujarnya.
Disampaikan Syaykh Al-Zaytun, Indonesia punya waktu banyak. Apalagi bila menghitung perkembangan negara sampai satu abad.
“Kalau menghitung dari Proklamasi (1945), kita punya waktu 22 tahun. Tetapi bila dihitung dari penyerahan kedaulatan yakni Desember 1950, Indonesia punya waktu cukup banyak. Mari kita tegar untuk menyongsong kemajuan bangsa pada satu abad setelah proklamasi atau penyerahan kedaulatan,” ujarnya.
Bangsa Indonesia yang terbilang dan gemilang, yang utama adalah memperkokoh lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan, sambung beliau, adalah lembaga karismatik yang mampu menerobos dengan gagasan besar untuk kemajuan negara.



