Teknologi Kembar Digital AI Buka Jalan Energi Fusi Masa Depan

SiarKota.Com | Artikel Teknologi—NVIDIA bersama General Atomics memperkenalkan kembar digital berbasis kecerdasan buatan untuk reaktor fusi DIII-D. Teknologi ini membuat simulasi plasma yang sebelumnya memakan waktu berminggu-minggu kini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan detik. Dampaknya terasa langsung di ruang kendali: tim peneliti bisa menguji berbagai skenario tanpa harus menyentuh reaktor fisik yang sangat mahal.

Raffi Nazikian, pimpinan sains data fusi di General Atomics, menyebut kemampuan eksplorasi virtual ini sebagai “perubahan permainan”. Menurutnya, ide-ide kini bisa diuji, disempurnakan, dan diverifikasi jauh lebih cepat.

Tom Gibbs dari NVIDIA menambahkan, para peneliti telah membangun kembar digital ini di atas platform Omniverse. Data sensor, simulasi fisika, model rekayasa, dan model AI pengganti berpadu dalam satu alur kerja yang sinkron dan real-time.

Apa itu kembar digital

Kembar digital adalah tiruan virtual dari reaktor fisik yang terus mendapatkan pembaruan oleh data sensor. Saat tim mengubah arus, medan magnet, atau strategi kendali, kembar digital merespons layaknya reaktor asli—namun di ruang aman tanpa risiko kerusakan perangkat nyata.

“Tujuan kami kontrol mendekati waktu nyata. Prediksi yang cepat dan presisi sangat penting untuk menjaga stabilitas plasma.” — Raffi Nazikian

Nazikian menekankan, tujuan akhirnya adalah kontrol mendekati waktu nyata. Prediksi yang cepat dan presisi sangat penting untuk menjaga stabilitas plasma pada reaktor tokamak yang beroperasi di suhu ratusan juta derajat.

Dari minggu ke detik

Kecepatan ini bersumber dari tiga model AI pengganti: EFIT untuk pemetaan keseimbangan plasma, CAKE untuk prediksi batas plasma, dan ION ORB untuk estimasi kepadatan panas ion lolos. Para peneliti melatih model-model tersebut di superkomputer seperti Polaris dan Perlmutter, lalu menjalankannya di GPU NVIDIA.

“Proses yang dulu makan waktu berminggu-minggu sekarang selesai dalam hitungan detik,” tegas Nazikian. Dengan kecepatan ini, peneliti bisa menjalankan skenario “bagaimana jika” berkali-kali sebelum menyentuh peralatan fisik.

Gibbs menambahkan, keputusan kini lebih cepat dan konsisten karena semua orang mengacu pada data yang sama dari satu sumber kebenaran.

Kolaborasi tanpa batas dan lebih aman

Kembar digital juga memperkuat kolaborasi. Insinyur di berbagai lokasi tetap sinkron melalui Omniverse. Seorang peneliti bahkan menggambarkan bagaimana tiga insinyur di tiga kota berbeda bisa mengerjakan komponen masing-masing secara serentak, dengan visualisasi real-time yang mempercepat pengambilan keputusan.

Dari sisi keselamatan, robot perawatan dapat “berlatih” di simulasi sebelum bekerja di reaktor nyata. Risiko pun berkurang drastis, mengingat ruang operasi sempit dan perangkat sangat mahal.

Mengapa penting sekarang

Dorongan menuju energi bersih semakin kuat, sementara kebutuhan listrik untuk pusat data AI terus meningkat. Gibbs menyebut riset fusi kini juga menjadi tantangan komputasi dan algoritme cerdas. Kembar digital berperan sebagai fusion accelerator yang mempercepat uji coba dan validasi ide.

Nazikian menutup dengan visi ke depan: kontrol plasma yang proaktif, integrasi sensor baru, serta akses ilmuwan yang lebih luas. Dunia fisik dan digital kini berjalan berdampingan, saling menguatkan, sehingga kita benar-benar bisa mengoperasikan energi fusi. 

IKLAN BAWAH

spot_img

SIAR IKLAN

Presiden SuhartoPresiden Suharto

SIAR TERKENAL

SIAR TERKAIT